Rabu, 28 April 2010

PERTUNJUKAN TERAKHIR

Seorang pemain sirkus memasuki sebuah hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih
bermain sirkus. Beberapa hari kemudian ia menemukan beberapa ekor anak ulardan mulai
melatihnya. Mula–mula anak ular itu dibelitkan di kakinya. Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan atraksi yang lebih berbahaya, diantaranya melilit tubuh pelatihnya. Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai melakukan pertunjukan untuk umum. Bahkan hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar.

Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus–putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya seperti bisa, ular itu melakukan seperti apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya perlahan–lahan pada tubuh tuannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan belitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan belitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik ketika terdengar suara
jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia meninggal.

PERTUNJUKAN TERAKHIR

Seorang pemain sirkus memasuki sebuah hutan untuk mencari anak ular yang akan dilatih
bermain sirkus. Beberapa hari kemudian ia menemukan beberapa ekor anak ulardan mulai
melatihnya. Mula–mula anak ular itu dibelitkan di kakinya. Setelah ular itu menjadi besar dilatih untuk melakukan atraksi yang lebih berbahaya, diantaranya melilit tubuh pelatihnya. Sesudah berhasil melatih ular itu dengan baik, pemain sirkus itu mulai melakukan pertunjukan untuk umum. Bahkan hari demi hari jumlah penontonnya semakin banyak. Uang yang diterimanya semakin besar.

Suatu hari, permainan segera dimulai. Atraksi demi atraksi silih berganti. Semua penonton tidak putus–putusnya bertepuk tangan menyambut setiap pertunjukkan. Akhirnya, tibalah acara yang mendebarkan, yaitu permainan ular. Pemain sirkus memerintahkan ular itu untuk membelit tubuhnya seperti bisa, ular itu melakukan seperti apa yang diperintahkan. Ia mulai melilitkan tubuhnya perlahan–lahan pada tubuh tuannya. Pemain sirkus kesakitan. Oleh karena itu ia lalu memerintahkan agar ular itu melepaskan belitannya, tetapi ia tidak taat. Sebaliknya ia semakin liar dan belitannya semakin kuat. Para penonton menjadi panik ketika terdengar suara
jeritan yang sangat memilukan terdengar dari pemain sirkus itu, dan akhirnya ia meninggal.

DELAPAN KADO TERINDAH

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang – orang
yang kita sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihani rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya.
Memang kita bisa hadir dihadapannya melalui surat, telpon,sms, foto,dan sebagainya. Namun dengan berada disampingnya, kita dan dia dapat berbagi perasaan , perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran kita sebagai pembawa kebahagiaan.

MENDENGARKAN
Sedikit sekali orang yang mau memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka
didengarkan daripada mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan kita dalam keadaan betul – betul rileks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya, tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan kita memberikan tanggapan yang tepat sesudah itu. Tidak perlu berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

DIAM
Seperti kata–kata, dalam diam pun ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari–hari kita sudah terbiasa menasehati, mengatur , mengkritik, bahkan mengomel.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang yang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “KAU BEBAS BERBUAT SEMAUMU” lebih dalam dari itu, memberi
kebebasan adalah memberinya kepercayaan dan tanggung jawab atas segala hal yang ia
putuskan atau ia lakukan.

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang kita sayangi tiba – tiba tampil lebih tampan atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain
keindahan penampilan pribadi, kita pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah.
Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau ruang makan yang tertata rapi dan indah , misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, kita sering memberikan penilaian negative terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah–olah tidak ada yang benar pada dirinya dan kebenaran mutlak ada pada diri kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir kita mengucapkan terima kasih atas segala hal yang telah ia lakukan demi kita. Ingat–ingat pula, pernahkah kita memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih
dan pujian ( dan juga permintaan maaf ) adalah kado terindah yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila kita memikirkan hal ini, berarti kita siap memberikan kado “ KESEDIAN MENGALAH “. Kesediaan mengalah juga dapat melunturkan sakit hati
dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah.
Senyuman juga sebuah isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan
terakhir kali kita menghadiahkan senyuman manis pada orang yang kita kasihi dan sayangi?

RELATIF

TempatA:
jauh di sebuah dusun nelayan dengan bau laut
yang kental. Seorang paman menanyakan kabar
keponakannya yang telah lama pergi ke kota.
Dengan bangga ibunya menjawab, Syukurlah
sekarang hidup Bejo sudah enak. Dia bekerja
sebagai petugas kebersihan di sebuah gedung
yang tinggi.”

Tempat B :
Di sebuah gedung perkantoran di tengah kota
yang sibuk. Seorang bos berdasi menanyakan
tentang seorang pegawai yang tampak lusuh.
Dengan gugup manajernya menjawab,
“namanya Bejo ,pak! Pegawai di bagian
kebersihan. Sayang, nasibnya tak sebaik
namanya.”

BAGAIMANA kita MAMPU KUAT BEKERJA

Bagaimana seseorang tahan bekerja berjam-jam
,bekerja seolah-olah tak mengenal lelah? Apa
rahasia para petani , nelayan, kuli, sopir
angkutan, pekerja berat yang tahan
membanting tulang ditengah terik panas atau
dingin malam? Kekuatan apa yang mendorong
mereka begitu kuat secara fisik dan tangguh
secara mental? Sedangkan di sudut yang lain,
banyak oranag mengeluh karena persoalan
yang tak lebih besar dari ujung kuku.
Kekuatan itu bernama CINTA. Cinta yang
melahirkan harapan dan pengabdian bagi
siapakah mereka mempersembahkan hasil kerja
mereka; kepada keluarga nun jauh disana;
k e p a d a m a s y a r a k a t banyak yang
membutuhkan hasil karya mereka; kepada alam
yang mengasuh mereka; kepada masa depan
yang sejahtera; atau kepada hati tempat cinta
itu mengalir.
Bila kita berkeluh kesah hanya karena harus
memperpanjang waktu kerja beberapa jam saja,
maka kenanglah punggung bungkuk seorang
kakek yang menarik gerobak sampah kota.
Beliau memiliki sesuatu yang ia cintai, yang
kepadanya ia ulurkan kerja. Kepada beliau kita
belajar tentang pengabdian atas nama CINTA

BATU BESAR

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah
tentang manajemen waktu pada para
mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia
berdiri di depan kelas dan berkata “Okay,
sekarang waktunya untuk Quis”. Kemudian ia
mengeluarkan sebuah ember kosong dan
meletakkannya di meja. Kemudian ia mengisi
ember tersebut dengan batu sebesar kepalan
tangan. Ia mengisi terus hingga tidak ada batu
yang cukup untuk dimasukkan ke dalam ember.
Ia bertanya pada mahasiswanya, “menurut
kalian, apakah ember ini telah penuh?”
Semua mahasiswa berteriak “YA”
Dosen bertanya kembali,” sungguhkah
demikian?”. Kemudian dari dalam meja ia
mengeluarkan sekantung kerikil kecil. Ia
menuangkan kerikil-kerikil itu ke dalam ember
lalu mengocok-ocok ember itu sehingga kerikilkerikil
itu turun ke bawah mengisi celah-celah
kosong di antara batu-batu. Kemudian, sekali
lagi ia bertanya pada mahasiswanya,”Nah
apakah sekarang ember ini sudah penuh?”
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seorang
menjawab, “Mungkin tidak”
“Bagus sekali “ sahut Dosen. Kemudian ia
mengeluarkan seember pasir dan
menuangkannya ke dalam ember. Pasir ituberjatuhan mengisi celah-celah kosong antara
batu dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya pada
mahasiswanya, ” baiklah , apakah sekarang
ember ini telah penuh?”
“Belum!” sahut seluruh kelas.
Sekali lagi ia berkata “ Bagus. Bagus sekali.”
kemudian ia meraih sebotol air dan mulai
menuangkan airnya ke dalam ember sampai ke
bibir ember. Lalu ia menoleh ke kelas dan
bertanya, “ tahukah kalian apa maksud ilustrasi
ini?”
Seorang mahasiswa dengan semangat
mengacungkan jari dan berkata, “Maksudnya
adalah, tak peduli seberapa padat jadwal kita,
bila kita mau berusaha sekuat tenaga, maka
pasti kita bisa mengerjakannya.”
“ Oh bukan” sahut dosen.” Bukan itu maksudnya.
Kenyataan dari ilustrasi ini mengajarkan pada
kita bahwa : bila kita tidak memasukkan “batu
besar” terlebih dahulu, maka kita tak akan bisa
memasukkan semuanya.”
Apa yang dimaksud dengan “Batu Besar” dalam
hidup kita? Apakah anak-anak kita ; pendidikan
kita; pasanagan kita; hal-hal yang penting
dalam hidup kita; mengajarkan sesuatu kepada
orang lain; melakukan pekerjaan yang kau
cintai; waktu untuk diri sendiri; kesehatan kita;kita; teman kita; atau semua yang berharga.
Ingatlah untuk memasukkan “batu besar”
pertama kali atau kita akan kehilangan
semuanya. Bila kita mengisinya dengan hal - hal
kecil (semacam kerilik dan pasir) maka hidup
kita akan penuh dengan hal-hal kecil yang
merisaukan dan hal ini semestinya tidak perlu.
Karena dengan demikian kita tidak akan
pernah memiliki waktu yang sesungguhnya kita
perlukan untuk hal - hal besar dan penting.
Oleh karena itu, setiap pagi atau malam, ketika
kita merenungkan cerita pendek ini, tanyalah
pada diri kita sendiri : ”Apa yang menjadi Batu
Besar” dalam hidup saya??”
lalu kerjakan itu pertama kali.”

BERLAYAR MENUJU PANTAI HARAPAN

kita adalah perahu kokoh yang sanggup
menahan beban, terbuat dari kayu terbaik,
dengan layar gagah menentang angin.
Kesejatian kita adalah mengarungi samudra,
menembus badai dan menemukan pantai
harapan.
Sehebat apapun perahu diciptakan, tak ada
gunanya jika hanya tertambat di dermaga.
Dermaga adalah masa lalu kita, tali penambat
itu adalah ketakutan dan penyesalan kita.
Jangan buang percuma seluruh daya kekuatan
yang dianugerahkan kepada kita. Jangan
biarkan masa lalu menambat kita disitu.
Lepaskan diri kita dari rasa ketakutan dan
penyesalan. BERLAYARLA, BEKERJALAH!!.
Yang memisahkan perahu dengan pantai
harapan adalah topan badai, gelombang dan
batu karang. Yang memisahkan kita adalah
masalah yang menantang. Disitulah tanda
kesejatian teruji. Hakikatnya perahu adalah
menembus segala rintangan. Hakikat diri kita
adalah berkarya menemukan kebahagiaan.

Selasa, 27 April 2010

SANG JUARA

Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba balap mobil mainan.
Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang & mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semua buatan sendiri,sebab,memang begitulah peraturannya. Ada seorang anak bernama Ahmad tapi ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final.

mobil Ahmad-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, mobil itu memang tak begitumenarik. diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Ahmad bangga dengan itu semua, sebab mobil itu buatan tangannya sendiri. Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kuat - kuat.
Mobilnya tak istimewa Dibandingkan dengan yang dengan mobil lainnya Dengan kayu yang
sederhana dan sedikit lampu kedip

Namun, sesaat kemudian Ahmad meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdo'a. Lalu semenit kemudian ia berkata, “ya, saya
siap”.

DOR.

-Tanda telah dimulai-. Dengan satu hentakan kuat mereka mendorong mobilnya kuat - kuat. Semua mobil itu meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak - sorai, bersemangat , menjagokan mobilnya masing-masing. “ayo…ayo…cepat…cepat, maju..maju” begitu teriak mereka masing-masing. Sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan Ahmad-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang begitu pun dengan Ahmad. Ia berucap dan berkomat - kamit lagi dalam hati “terima kasihAllah”
Saat pembagian piala tiba. Ahmad maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala diserahkan, ketua panitia bertanya, “ Hai jagoan, kamu tadi pasti berdoa kepada Tuhan
agar kamu menang bukan?”. Ahmad terdiam. “Bukan Pak, Bukan itu yang aku panjatkan”
kata Ahmad. Ia lalu melanjutkan, “sepertinya tak adil untuk meminta kepada Tuhan untuk Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk tangan yangmemenuhi ruangan. menolongku mengalahkan orang lain”. “Aku
hanya memohon kepada Tuhan supaya aku tak menangis jika aku kalah.”

KETEKUNAN ADALAH KEKUATAN kita

Apa yang kita raih sekarang adalah hasil dari
usaha - usaha kecil yang kita lakukan terus -
menerus. Keberhasilan bukan turun begitu saja.
Bila kita yakin pada tujuan & jalan kita, maka
kita harus memiliki ketekunan untuk tetap
berusaha. Ketekunan adalah kemampuan kita
untuk bertahan ditengah tekanan & kesulitan.
kita harus tetap mengambil langkah
selanjutnya. Jangan hanya berhenti dilangkah
yang pertama. Memang semakin jauh kita
berjalan, semakin banyak rintangan yang
menghadang. Bayangkan, Andai saja kita
kemarin berhenti, maka kita tidak berada disini
sekarang. Setiap langkah menaikkan nilai kita.
Apapun yang kita lakukan, jangan sampai
kehilangan ketekunan kita. Karena ketekunan
adalah daya tahan kita. Pepatah mengatakan
bahwa ribuan kilometer dimulai dengan satu
langkah.
Sebuah langkah besar sebenarnya terdiri dari
banyak langkah - langkah kecil. Dan langkah
pertama keberhasilan harus kita mulai dari
rumah kita. Rumah kita yang paling baik
adalah hati kita. Itulah sebaik - baiknya tempat
untuk memulai dan untuk kembali. Karena itu
mulailah kemajuan kita dengan memajukan
hati kita, kemudian pikiran kita dan usaha -
- usaha kita.Ketekunan hadir bila apa yang kita
lakukan benar - benar berasal dari hati kita.

ULURAN TANGAN

Cobalah untuk mengawali hari anda dengan niat untuk memberi.
Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di
mata anda. Kumpulkan beberapa receh yang tercecer disana - sini,
hanya untuk satu tujuan : diberikan. Apakah anda sedang berada
di bus kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi meme
kakkan telinga. Atau anda sedang berada di dalam mobil ber-ac
yang sejuk ,lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta.
Tak peduli bagaimana tanggapan anda tentang kemalasan,
kemiskinan dan lain sebagainya. Tak perlu banyak berpikir, segera
berikan satu atau dua keping pada mereka.
Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekankan perasaan itu
seiring dengan pemberian anda. Bukankah, tak seorangpun ingin
memurukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat!, saat ini anda
hanya sedang “berlatih” memberi; mengulurkan tangan dengan
jumlah yang tak berarti. Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari
dalam diri melalui telapak tangan anda. Sesuatu itu bernama kasih
sayang.
Memberi tanpa pertimbangan ibarat menyingkirkan batu
penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih sayang
dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang
berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya bukan receh atau berlian
yang anda berikan. Kemurahan itu tidak terletak di tangan,
melainkan di hati.

MAWAR MERAH UNTUK BUNDA

Seorang pria berhenti di toko bunga untuk memesan seikat
karangan bunga uang akan dipaketkan pada sang ibu yang
berjarak 250km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat
seorang gadis kecil berdiri di trotoar jalan sambil menangis ter
sedu - sedu.
Pria itu menanyainya kenapa dan dijawab oleh gadis kecil, “ saya
ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya, tapi
saya. Cuma punya uang lima ratus sedangkan harga mawar itu
seribu.”
Pria itu tersenyum dan berkata,” Ayo ikut, aku akan
membelikanmu bunga yang kau inginkan.”Kemudian ia
membelikan gadis kecil itu setangkai bunga mawar merah,
sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan ke
ibunya.
Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk
mengantar gadis kecil itu pulang ke rumahnya. Gadis kecil itu
melonjak gembira, katanya, “Ya tentu saja. Maukah anda
mengantarkan saya ke tempat ibu saya?”
Kemudian mereka menuju tempat yang ditunjukkan gadis kecil
itu, yaitu pemakaman umum, kemudian gadis kecil itu
meletakkan bunganya pada kuburan yang masih basah. Melihat
hal itu, hati pria itu pun trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas ia
kembali ke toko bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia
mengambil karangan bunganya dan mengendarai sendiri
kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibunya.

MISI HIDUP DALAM SEBUAH PEKERJAAN

Seorang wanita tua , tubuh gemuk dengan senyum jenaka di sela-
sela pipinya yang bulat, duduk menggelar nasi bungkus
dagangannya. Segera saja beberapa kuli bangunan dan kuli
angkut yang sudah menunggu sejak tadi mengerubingi dan
membuatnya sibuk meladeni. Bagi mereka menu dan rasa bukan
soal, yang terpenting adalah harganya yang luar biasa murah.
Hampir – hampir mustahil ada orang yang mampu berdagang
dengan harga yang sedemikian rendah. Lalu apa untungnya?
Wanita itu terkekeh menjawab, “bisa numpang makan dan beli
sedikit sabun.”
Tapi bukankah ia bisa menaikkan harga sedikit?
Sekali lagi ia terkekeh,” lalu bagaimana kuli - kuli itu bisa beli?
Siapa yang mau menyediakan sarapan buat mereka? ”katanya
sambil menunjukkan para lelaki yang kini berlompatan ke atas truk
pengantar mereka ke tempat kerja.

HATI DAN MASALAH

Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi
datanglah seorang pemuda yang dirundung banyak masalah.
Langkahnya gontai dan air muka yang ruwet. Tamu itu memang
tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu orang itu menceritakan semua
masalahnya. Pak tua yang bijak hanya mendengarkannya secara
seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta
tamunya untuk mengambil segelas air. Ditaburnya garam itu ke
dalam gelas dan diaduknya perlahan. “Coba minum air ini dan
bagaimana rasanya..”, ujar pak tua itu. “Pahit. Pahit sekali”
jawab sang tamu sambil meludah ke samping.
Pak tua itu sedikit tersenyum. Ia lalu mengajak tamunya untuk
berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah
mereka ke tepi telaga yang tenang itu. Pak tua lalu menaburkan
segenggam garam ke dalam telaga itu. Dengan sepotong kayu
dibuatlah gelombang mengaduk - aduk dan terciptalah riak air
mengusik ketenangan telaga itu. “ Coba ambil air dari telaga ini
dan minumlah”. Saat tamu itu selesai mereguk air itu, pak tua
berkata lagi “bagaimana rasanya?” “Segar” Sahut tamunya. “
Apakah kamu merasakan garam dalam air itu?” Tanya pak tua
lagi. “Tidak” jawab si anak muda. Dengan bijak pak tua menepuk
– nepuk punggung si anak muda. Ia lalu mengajaknya duduk di
samping telaga. “Anak muda dengarlah. Pahitnya kehidupan
adalah layaknya segenggam garam, tak lebih dan tak kurang.
Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap
sama tapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari
wadah yang kita miliki. Kepahitan itu, akan didasarkan dari
perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan
tergantung pada hati kita. Jadi, saat kamu merasakan kepahitan
dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu
lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah
hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu”.
Pak tua itu lalu memberikan nasehat. “Hatimu adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu adalah tempat kamu
menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu seperti gelas,
buatlah hatimu laksana telaga yang mampu meredam semua
kepahitan itu dan merubahnya menjadi kesegaran dan
kebahagiaan.”
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari
ini. Pak tua, si orang bijak itu kembali menyimpan segenggam
garam untuk anak muda yang lain yang sering datang kepadanya
membawa keresahan jiwa.

BERSYUKURLAH PADA APA SAJA

Anda wajib mensyukuri apa saja yang menimpa anda. Ini bukan
masalah keberuntungan. Bersyukur menuntun anda untuk
senantiasa menyingkirkan sisi negatif dari hidup. Orang lain
mungkin mengatakan anda tidak realistis. Namun, sebenarnya
sikap anda jauh lebih realistis, yaitu membebaskan diri anda dari
kecemasan atas kesalahan.
Bersyukur mendorong anda untuk bergerak maju dengan penuh
antusias. Tak ada yang meringankan hidup anda selain sikap
bersyukur. Semakin banyak anda bersyukur, semakin banyak
anda menerima. Semakin anda mengingkari semakin berat beban
yang anda jejalkan pada diri anda. Kebanyakan orang lebih
terpaku pada kegagalan kemudian mengingkarinya. Sedikit sekali
yang melihat pada keberhasilan kemudian mensyukurinya.Karena
anda takkan pernah berhasil dengan menggerutu dan berkeluh
kesah. Anda berhasil karena anda berusaha. Sedangkan usaha
anda lakukan karena anda melihat sisi positif. Hanya dengan
bersyukurlah sisi positif itu tampak dipandangan anda.

Minggu, 25 April 2010

TINDAKAN kita SEBATAS kita MEMANDANG DUNIA

Bila kitamemandang diri kita kecil , dunia akan nampak sempit, dan tindakan kita pun jadi kerdil. Namun bila kita diri kita besar , maka dunia terlihat luas, kita pun
melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara dunia kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri agar kita bisa melihat dunia dengan lebih indah dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri. Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian - penilaian kita.
memandang Maka untuk mengubah dinding menjadi warna HITAM yang kita perlukan hanya
“menggunakan kacamata HITAM ” bukan mengecatnya ulang.

TINDAKAN kita SEBATAS kita MEMANDANG DUNIA

Bila kitamemandang diri kita kecil , dunia akan nampak sempit, dan tindakan kita pun jadi kerdil. Namun bila kita diri kita besar , maka dunia terlihat luas, kita pun
melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara dunia kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri agar kita bisa melihat dunia dengan lebih indah dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri. Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap diri sendiri. Di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian - penilaian kita.
memandang Maka untuk mengubah dinding menjadi warna HITAM yang kita perlukan hanya
“menggunakan kacamata HITAM ” bukan mengecatnya ulang.

SEDIKIT DEMI SEDIKIT

Pepatah ini sangat sederhana, “sedikit demi sedikit lama-lamamenjadi bukit”.
kita bisa memaknainya bahwa bila kita mengumpulkan se-sen demi se-sen, pada saatnya
kita akan mempunyai sepundi. Namun pepatah ini tak sekedar berbicara tentang hidup hemat, atau ketekunan menabung. Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih
berharga dari sekantung keping uang, yaitu bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita.

Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang
pemiliknya? Yaitu bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya.Ucapan terima kasih, sesungging senyum, sapaan ramah , atau pelukan bersahabat adalah tindakan yang mungkin sepele. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi dari pada bukit tabungan kita.

TAK ADA YANG SIA – SIA

Setiap orang, setiap makshluk, setiap benda semua diciptakan oleh Allah dengan memiliki peran masing-masing. Tidak ada ciptaan yang sia-sia. Optimi adalah memandang hidup ini sebagai persembahan terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja kita mengalami
pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena kita melihat
dari satu sisi mata uang saja. Bila kita berani menengok dari sisi yang lain, kita akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.

kita tidak harus menjadi orang yang tersenyum terus atau menampakkan wajah yang ceria. Optimi terletak di dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup itu terlalu sulit untuk dipandang dengan mengerutkan alis.
Setiap tetes air yang keluar dari mata air tahu mereka mengalir menuju laut. Meski harus melalui anak sungai, selokan, sungai keruh, danau dan muara. Mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan. Bahkan ketika menunggu di samudra, setiap tetes air tahu, suatu saat panas dan angin akan membawa menyuburkan tanaman, sebagian tertampung di dalam sumur – sumur, dan sebagian kembali ke laut.
Adakah sesuatu yang sia – sia dari setiap tetes air yang kita temui dalamkeseharian kita? mereka ke puncak – puncak gunung. Menjadi awan danmenurunkan hujan. Sebagian

MASALAH ADALAH TANTANGAN.

Bila kita menganggap masalah sebagai beban, kitamungkin akanmenghindarinya.
Bila kita menganggap masalah sebagai tantangan,mungkin kita akanmenghadapinya.

Namun, masalah adalah sebuah hadiah yang dapat kita terima dengan suka cita. Dengan
pandangan tajam, kita melihat keberhasilan dibalik setiap masalah.

Masalah adalah anak tangga menuju kekuatan yang lebih tinggi. Maka, hadapi dan ubahlah menjadi kekuatan untuk menuju sukses kita. Tanpa masalah, kita tak layak memasuki jalur keberhasilan. Bahkan hidup ini juga sudah termasukmasalah, karena itu terimalah sebagai hadiah.

Hadiah terbesar yang dapat diberikan induk elang kepada anak – anaknya bukanlah serpihan – serpihan makanan di pagi hari. Bukan pula eraman hangat di malam – malam yang dingin. Namun, ketika mereka melempar anak – anak itu dari tebing yang tinggi. Detik pertama anak – anak elang itu menganggap induk mereka sungguh keterlaluan, menjerit ketakutan “matilah aku”. Sesaat kemudian, bukan “matilah aku”. Sesaat kemudian, bukan kematian yang mereka terima, namun kesejatian diri sebagai elang, yaitu terbang. Bila kita tak berani mengatasi masalah, kita takkan menjadi seseorang yang sejati.

KESEMPATAN YANG TERSEMBUNYI

Bila kita tak pernah melakukan kesalahan, ada baiknya kita melihat lagi langkah kita. Jangan –jangan kita tak melangkah sedikitpun. Kesalahan memang tak menyenangkan, namun seorang yang optimis lebih banyak belajar dari kesalahan dari pada keberhasilan. Kesalahan menuntun kita untuk mempelajari kembali sesuatu yang terjadi. Bukan cuma itu, kesalahan juga memimpin kita untuk mengambil tindakan
yang lebih baik.

Kesalahan adalah teman yang baik yang mengatakan apa yang harus kita lakukan
secara samar. Lihatlah kesalahan apa adanya. Jauhkan prasangka, kesedihan ,dan ratapan bila kesalahan menimpa kita. Karena, dibalik kesalahan tersimpan kesempatan yang tersembunyi.

Columbus melakukan “kesalahan” yang terbesar dalam perjalanannya mencari jalur ke India, yaitu menemukan benua Amerika. Namun bertahun – tahun kemudian , jutaan orang
mengikuti “kesalahan” tersebut untuk menuai kemakmuran hidup mereka. Masihkah kita
menganggapnya sebagai sebuah kesalahan???

GAGAL ………, SIAPA TAKUT?

Apakah kita takut gagal? Sedemikian takutnya sehingga kita tidak berusaha untuk mencoba? Coba kita pikirkan kembali, bahwa hal tersebut benar – benar tidakmasuk akal. Dengan tidak mencoba sedikitpun, sebenarnya kita sudah gagal. Jadi, rasa takut gagal merupakan penyebab kegagalan yang pasti. Apakah kita merasa takut? Coba perhatikan rasa takut kita. Perhatikan pesan yang berusaha disampaikannya. Rasa takut membuat kita lebih waspada. Rasa takut memberi energi ekstra. Rasa takut membuat kita mampu mengatasi tantangan tersulit. Tidak ada yang mampumendorong sumber daya dalam diri kita lebih dari rasa takut.

Rasa takut sebenarnya ada untuk mendorong kita maju, bukan untuk menahan kita. Biarkan rasa takut mempersiapkan kita. Tetapi jangan jadikan rasa takutmenghentikan kita. Saat rasa takutmenahan kita, coba perhatikan baik – baik apa yang menyebabkan rasa takut, dan kita akanmenemukan alasan untuk bergerakmaju. Kegagalan terbesar dalam hidup kita adalah Kegagalan terbesar dalam hidup kita adalah gagal untuk berani mengambil keputusan. Bila kita sudah mencoba dan ternyata gagal, kita
memperoleh sesuatu yang dapat dipelajari dan mungkin dicoba kembali. kita akan menemukan keberhasilan bila kita terus berusaha.

KISAH SEBUAH BATU KUSAM

Suatu ketika seorang pengrajin batu berjalan di gunung yang sangat gersang dan
melihat seonggok batu dengan warna coklat kusam yang telah diselimuti oleh lumut dan
kenampakan luarnya relative lapuk. Kemudian dengan sekuat tenaga sang pengrajin tersebut mengayunkan godamnyamengenai batu hingga mendapatkan bongkahan batu sebesar kepala danmulai terlihatwarna asli dari batu tersebut, adalah putih.

Dibawanya batu itu ke rumahnya ,dipotongnya menggunakan gerinda, hingga sesekali terlihat percikan api hasil gesekan dengan batu itu. Dihaluskannya permukaan
batu yang kasar tersebut dan dipoles.

Siang dan malam ,ia berusaha membuat
sebuah batu penghias cincin, dari batu yang putih dan kasar, berangsur – angsur menjadi putih mengkilap dan licin. Pengrajin tersebut tahu betul kesempurnaan bentuk sebuah batu penghias cincin, akhirnya terciptalah sebuah batu yang bernilai.

TEMAN,
Sebenarnya alam memberikan berbagai pelajaran untuk kita. kita IBARAT sebongkah
batu dengan kondisi yang lapuk, berlumut dan rapuh. Adalah kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan godam , gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas
merupakan gambaran dari cobaan yang datang untuk menempa kita.
Terkadang kita menolak cobaan yang datang,tetapi sebenarnya cobaan tersebut adalah
sarana yang datang dari Sang Pencipta untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat bersinar.
Sekarang kita pikirkan , dimanakah posisi kita? Apakah kita seonggok batu tak berharga ? Ataukah kita sebuah batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu yang memiliki harga mahal ??

MELAWAN DIRI SENDIRI

Kemenangan sejati bukanlah kemenangan atas orang lain. Namun, kemenangan atas diri
sendiri. Berpacu dijalur keberhasilan diri adalah pertandingan untuk mengalahkan rasa takut, keengganan, keangkuhan dan semua beban yang menambat diri di tempat start. Jerih payah untuk mengalahkan orang lain sama sekali tak berguna. Motivasi tak semestinya lahir dari rasa iri dengki atau dendam.

Keberhasilan sejati memberikan kebahagiaan yang sejati , yang tak mungkin diraih dari niat yang ternoda. Pelari yang berlari untuk mengalahkan pelari lain, akan tertinggal karena sibuk mengintip laju lawan – lawannya.
Pelari yang berlari untuk memecahkan catatannya sendiri tak perduli apakah pelari
lain akan menyusulnya atau tidak. Tak peduli dimana dan siapa lawan – lawannya. Ia
mencurahkan seluruh perhatian demi perbaikan catatannya sendiri. Ia bertanding
dengan dirinya sendiri, bukan melawan orang lain.Karenanya ia tak perlu bermain curang.

Keinginan untuk mengalahkan orang lain adalah awal dari kekalahan kita sendiri.

KEAJAIBAN DUNIA

Sekelompok siswa geografi sedang mempelajari “7 keajaiban dunia”. Pada awal
dari pelajaran, mereka diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan “ 7 keajaiban dunia” saat ini. Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi :
1. Pirimida
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4.Menara Pisa
5. Candi Prambanan
6.Menara Eiffel
7. Candi Borobudur

Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang
gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Sang guru bertanya kepadanya “apakah ada kesulitan dengan daftarmu”. Gadis pendiam itu menjawab, ”ya, sedikit”. Saya tidak dapat memilih karena sangat banyaknya.” Sang guru bertanya, “Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya.”
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, “saya pikir, 7 keajaiban dunia” adalah,
1) Bisa melihat
2) Bisa mendengar
3) Bisa menyentuh
4) Bisa menyayangi
5) Bisa merasakan
6) Bisa tertawa
7)Dan, bisa mencintai.

Teman, alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya “keajaiban”. Sementara kita lihat lagi semua yang telah Allah SWT karuniakan untuk kita, kita menyebutnya sebagai “hal biasa”.
Semoga kita selalu diingatkan tentang segala hal yang betul – betul luar biasa dalam kehidupan kita.

SATU LANGKAH KE DEPAN

Tetaplah bergerak maju, sekalipun lambat. Karena dalam keadaan tetap bergerak, kita
menciptakan kemajuan. Adalah lebih baik bergerak maju, sekalipun pelan, daripada tidakbergerak sama sekali.
Dalam hidup, kita sering merasa buntu hanya karena kita ingin mengambil langkah yang
terlalu besar, langkah raksasa. Akibatnya, masalah kita jadi terlihat besar sekali, kompleks dan tak terpecahkan. Hasilnya, kita hanya termenung dan tidak bergerak.
Sabar dan coba mundur sebentar. Perhatikan tantangan kita. Tidakkah lebih memungkinkan bagi kita untuk mengambil langkah – langkah pendek terus – menerus, ketimbang menelan semua masalah sekaligus. Satu langkah kecil demi satu langkah kecil, asalkan kita tidak berhenti, adalah cukup, karena kita masih memiliki hari esok dan masih ingin bergerak maju.Dan bukan berhenti.

MERASAKAN KEINDAHAN

Bukalah mata kita. Apa yang kita lihat? Sekumpulan orang yang sibuk berjalan dan
bergumam tak menentu? Lihatlah wajah mereka?Wajah yang muram, ketus? Raut muka
yang curiga, atau bahkan tak berekspresi? Namun, tidakkah kita perhatikan, ada yang
tersenyum kepada kita? Lihatlah sekali lagi. Coba, lebih teliti kali ini, tidakkah kita melihat pohon – pohon yang melambai, menyampaikan salam kepada kita?
Sekarang konsentrasikan pendengaran kita. Apa yang kita dengar? Keriuhan? Bisik – bisik dan pergunjingan? Orang yang berjibaku dengan keberisikan? Orang yang mengumpat
dan mencaci? Suara–suara radio yang memekakkan telinga? Tenang. Renungkan sejenak. Tidakkah kita menyimak, ada senandung doa dari burung – burung kecil, yang menyanyikan lagu pada pagi hari. Atau sebuah irama dari serangga kecil yang membisikkan lagu tidur dikalamalam?
Lalu, tarik nafas kita dalam– dalam.Ada aroma yang memualkan? Tenang. Hirup lagi lebih dalam. Berkonsentrasilah saat ini. Tidakkah kita merasakan semerbak harum bunga – bunga?
Coba rasakan indera yang ada di kulit kita. Lembab ? Udara yang penat? Tenang. Cobalah sekali lagi. Tidakkah kita pernah merasakan kesejukan yang pernah membuat kita nyaman? Rasakanlah kesejukann udara dingin itu. Rasakan juga kehangatan udara yang hadir disaat terik. Rasakan, kehangatan matahari yang menyinari layaknya selimut malam.
Sahabat,akan selalu ada keindahan dalam setiap gerak kita. Selalu ada kesejukan dan kehangatan yang tercipta di sekitar kita. Fokuskan semua indera itu pada kebaikan. Dan kita akan merasakan keindahannya.

RASA SEBUAH KETULUSAN

Seorang teman karib menghampiri meja kerja kita, danmemungut sebatang pensil yang patah. Pintanya,” Boleh aku pinjam ini?” kita yang sibuk hanya menengok sekelebat dan berkata, “ambil saja”. Setelah itu kita lupa akan kejadian itu selamanya. Padahal bagi teman kita, pensil patah itu amat berharga demi pengerjaan tugasnya.

Tahukah kita bagaimana “rasa” sebuah ketulusan?? Setiap dari kita pasti pernah memberikan sesuatu dengan setulus murni. Namun, tidak banyak yang bisa memahaminya. Karena ketulusan bukanlah rasa, apalagi untuk dirasa – rasakan. Ketulusan adalah rasa yang tak terasa, sebagaiman kita menyilahkan teman dekat kita mengambil pensil patah kita. Tiada setitik pun keberatan. Tiada setitik pun permintaan terima kasih. Tiada setitik pun rasa berjasa. Semuanya lenyap dalam ketulusan. Sayangnya tidak mudah bagi kita untuk memandang dunia ini seperti pensil patah itu. Sehingga selalu ada rasa keberatan atau berjasa saat kita saling berbagi. Sayangnya tidak mudah juga untuk bersibuk – sibuk pada keadaan diri sendiri, sehingga pensil patah pun tampak bagai pena emas.
Jangan ingat – ingat perbuatan baik kita. Kebaikan yang kita letakkan dalam ingatan
bagaikan debu yang berada di atas sebuah batu yang terguyur hujan lebat, bersih tak tersisa.

Senin, 19 April 2010

HADIAH

Bayangkan ada sebuah bank yang memberi kita pinjaman uang sebesar Rp.86.400, setiap
paginya. Semua uang itu harus kita gunakan. Pada malam hari, bank akan menghapus sisa
uang yang tidak kita gunakan selama sehari. Coba tebak, apa yang akan kita lakukan? Tentu saja, akan menghabiskan semua uang pinjaman itu.
Setiap dari kita memiliki bank semacam itu; bank itu bernama Waktu. Setiap pagi ia akan memberi kita 86.400 detik. Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak kita gunakan untuk tujuan baik. Karena ia tidak memberikan sisa waktunya kepada kita. Ia juga tidak memberikan waktu tambahan.
Setiap hari ia akan membukakan satu rekening baru untuk kita. Setiap malam ia akan menghanguskan yang tersisa. Jika kita tidak menggunakannya maka kerugian akan menimpa kita. kita tidak dapat menariknya kembali dan Juga kita tidak bisa meminta ”uang muka” untuk keesokan hari.
kita harus hidup di dalam simpanan hari ini. Maka dari itu investasikanlah waktu kita untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan kita.

Waktu terus berjalan. Gunakanlah waktu kita dengan terbaik.
Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakanlah kepada murid yang gagal lulus ujian.
Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakanlah pada ibu yang melahirkan bayi prematur.
Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakanlah pada editor majalah mingguan.
Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakanlah pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.
Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakanlah pada orang yang ketinggalan pesawat terbang.
Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakanlah pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan.
Agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakanlah pada peraih medali perak Olimpiade.

SEBUAH NASEHAT

Jangan remehkan kebohongan. Kekuatannya mampu meruntuhkan sebuah negara. Kekuatannya pula banyak dipakai oleh raja - raja untuk tetap berada di atas tahta. Maka, adalah naif, jika kita berkata bahwa berbohong hanya dilakukan oleh anak-anak yang tertangkap basah membolos sekolah. Berbohong adalah kekuatan besar, karena untuk berbohong manusia harus berkekuatan besar pula. Diperlukan kecerdasan tinggi untuk menyusun ribuan argumentasi. Dibutuhkan kekerasan otot baja untuk mengubah fakta dan data nyata. Bahkan, manusia harus memicikkan hatinya agar sebuah kebohongan menampakkan wajah kebenaran.

Lihatlah, untuk sebuah kebohongan manusia harus mengerahkan waktu dan usaha yang
terbaik pula! Sedangkan untuk bersikap jujur, manusia hanya perlu berlaku apa adanya.
Karena itu, jangan terkejut bila banyak orang melihat kebohongan lebih menawan daripada cahaya kejujuran.
Di dalam belitan hawa nafsu, kejujuran nyaris tak pernah laku.

SANDAL KULIT SANG RAJA

Seorang maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru berjalan beberapa meter di luar istana kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, "“ternyata jalan – jalan di negeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.” Maharaja lalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan – jalan di negerinya dengan kulit sapi terbaik. Segera saja menteri – menteri istana melakukan
persiapan – persiapan. Mereka mengumpulkan sapi – sapi dari seluruh negeri. Ditengah – tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang bijak menghadap maharaja. Ia berkata pada maharaja,” wahai paduka, mengapa paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan – jalan di negeri ini, padahal sesungguhnya yang
paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi untuk melapisi kaki paduka saja.

Konon sejak itulah dunia menemukan kulit pelapis telapak kaki yang kita sebut “sandal”

HIDUP ADALAH PILIHAN

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata “ aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam – dalam di tanah ini, dan menjulangkan tunas – tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin
membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari, dan kelembutan embun pagi di pucuk – pucuk daunku.” Dan bibit itu tumbuh makin menjulang.

Bibit yang kedua bergumam,” aku takut jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini,
aku tak tahu apa yang akan aku temui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan jika kuteroboskan tunasku ke atas bukankah keindahan tunas – tunasku akan hilang?
Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akan terjadi jika tunasku terbuka, dan siput – siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti jika aku tumbuh merekah, semua anak kecil akan berusaha mencabutku dari tanah. Tidak!!, aku akan lebih baik jika menunggu hingga semuanya aman.” Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian.

Beberapa minggu kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, dan menemukan bibit yang
kedua tadi dan memakannya segera.

KASIH SAYANG

Apalah artinya perbedaan dibandingkan banyaknya persamaan diantara kita. Bukankah
kita sama – sama membutuhkan sesuap nasi tanak dan seteguk air segar demi memenuhi
lapar dan dahaga ? bukankah kita juga sama – sama menangis dikala kita sedih dan tertawa disaat gembira. kita sama – sama gemetar sewaktu ketakutan melanda serta tergelak ketika kegembiraan menerpa. kita sama – sama berkeringat di bawah terik matahari dan menggigil ditelan dinginnya malam.
Bukankah kita melihat begitu banyak persamaan diantara kita sampai – sampai
mustahil untuk menghitungnya?
Lalu mengapa secuil perbedaan yang dipicu oleh keinginan, hasrat, dan nafsu menyangsikan semua kesamaan kita? Mengapa kita, seolah – olah memiliki banyak waktu untuk mengais – ais perbedaan, menggoreskan garis pemisah, memancang bendera kami dan kau ? tidak cukupkah satu persamaan diantara kita memupuskan kegigihan untuk
mempertahankan warna – warna itu ; bukankah kita sama – sama membutuhkan KASIH SAYANG?

KESEMPATAN TERBAIK

Kesempatan adalah waktu; karena ia hanya datang sekali.
Kesempatan adalah peluang; karena kita dapat mengambil atau mengabaikannnya.
Kesempatan adalah keluasan; karena ia membuka jalan – jalan baru di masa depan.
Di hadapan kita berjajar pintu – pintu kesempatan tak terhingga yang terbuka lebar.
Kita hanya bisa memilih satu dan tak ada jalan kembali. Karenanya, putuskanlah yang terbaik bagi kita. Nasib tidak memihak siapa – siapa; melainkan pada keputusan kita.
Kata pepatah, matahari pagi takkan terbit dua kali untuk membangunkan orang yang tertidur nyenyak. Kesempatan pun takkan datang dua kali agar kita mau membukakan pintu keputusan kita. Bila, toh ia muncul lagi, ia akan menampakkan dengan wajah yang berbeda. Dan kesempatan terbaik yang kita miliki adalah hidup yang hanya sekali ini. Pergunakanlah bukan hanya sebaik – baiknya ; namun yang terbaik – baiknya.

NIKMATILAH HIDUP INI

Seberapa luas dunia yang kita ciptakan?
Banyak orang yang mempunyai dunia seluas
meja tulisnya. Atau sepetak ruang kerjanya.
Atau mungkin sebesar gedung kantornya saja.
Pandanglah keluar! Tebarkan p angan kita.
Carilah ujung cakrawala. Nikmatilah cahaya
matahari sore menemani perjalanan kita
pulang ke rumah. Dunia kita jauh lebih luas dari
yang kita sangka. Ruang yang tersedia bukan
hanya antara rumah dan ruang kerja kita.
kita dianugerahi lautan, hutan, pegunungan ,
mata air dan berbagai keindahan alam lainnya.
Sadarilah bahwa itu semua tak kalah
berharganya. Karena itu jangan sia-siakan
waktu kita untuk tidak melebur dengan
keindahan yang tiada tara. Jangan ragu untuk
meninggalkan pekerjaan kita sejenak. Esok
masih ada. Kecuali kita mau menyesal karena
disaat pandangan kita telah lamur , kita baru
tersadar akan keindahan alam ini. Pekerjaan
kita bisa menunggu. Namun umur kita takkan
kembali. Waktu adalah anak panah yang
melesat dengan kencang. kita takkan mampu
menghentikan atau melambatkannya. Selama
waktu masih tersisa, tak perlu ragu untuk
menikmati kehadiran kita di bumi ini. Ketika
kita menyadari betapa berharganya itu semua,
kitapun menyadari betapa berharganya kita
yang mungil ini di alam semesta yang maha luas
ini. Kehadiran kita bagian dari alam ini.
Hiduplah penuh keseimbangan!!.

ORANG YANG MENGHALANGI KITA

Bisa jadi, ada kemungkinan diri sendiri adalah
musuh terbesar kita dalam menggapai sukses
dan kegemilangan.
Pernahkah kita memergoki diri kita sendiri
berkata Tidakkah
suara kecil itu juga yang selalu merintangi
tujuan kita, dan membawa berjubel - jubel alasan
bahwa ini – itu mustahil??!
Keterbatasan yang kita miliki memang
meminta kita untuk membatasi diri. Tetapi
keputusan tetap di tangan kita. Suara kecil itu
silahkan bicara apa saja. Relakah kita dipenjara
oleh keterbatasan??? Tentu tidak. Bayangkan
apa yang dapat kita capai
mendukung diri kita sendiri.
“Bagaimana bila ada seseorang sedemikian ngotot
menghalangi kita mencapai kesuksesan? Bagaimana bila
orang itu juga yang selalu merintangi kita disetiap usaha?
Bagaimana perasaan kita terhadap orang itu? Bagaimana
kalau orang itu selalu muncul dengan membawa segudang
alasan untuk menghalangi kita bertindak? Bagaimana
kalau orang itu adalah kita sendiri ?”
"aku tidak mungkin melakukan itu…"
bila kita 100%
Nah!!! Silahkan berhenti berkhayal dan mulailah
kehidupan.

SINGKIRKAN PRASANGKA

Ketika kita memandang suatu persoalan,
tanggalkan prasangka – prasangka itu.
Prasangka itu bagaikan sepatu yang nyaman
dipakai namun tak dapat digunakan untuk
berjalan. Ia memberikan jawaban sebelum kita
mengetahui pertanyaannya. Dan seburuk –
buruknya jawaban adalah bila kita tak paham
akan masalahnya. Biarkan fakta yang tampak
dihadapan kita, terima apa adanya. Jangan
biarkan prasangka menyeret kita ke ujung jalan
yang lain. Mungkin kita merasa aman dengan
prasangka kita, namun sebenarnya ia
berbahaya di waktu yang panjang. Bila kita
telah mampu melepaskan prasangka, kita
menemukan pandangan yang lebih jernih,
keberanian untuk mengatasi masalah dan jalan
yang lebih lebar.
Bila kita mengenakan kacamata, maka
yang melihat tetaplah mata kita. Bukan
kacamata kita. Dan keadaan yang sebenarnya
terjadi adalah apa yang berada di balik
kacamata. Bukan yang terpantul pada cermin
kacamata kita. Demikian pula halnya dengan
diri, yang sesungguhnya melihat adalah hati
kita melalui mata kita. Prasangka itu adalah
debu – debu pikiran yang mengaburkan
pandangan hati sehingga kita tak mampu
melihat dengan baik. Usaplah prasangka
sebagaimana kita menyingkirkan debu dari
kacamata karena keinginan kita untuk melihat
lebih jelas dan jernih lagi.

Wa la Taiasu

Dari diriku untuk diriku yang lain ( & untuk siapa pun)

Kehidupan ini tidaklah selalu berjalan seperti
apa yang kita harapkan, terkadang kita di
bawah dan terkadang kita di atas tetapi yang
membedakan itu semua adalah bagaimana kita
menanggapi kejadian itu apakah dengan reaktif
atau proaktif.